Belajar yang Menyenangkan
Minggu, 24 September 2023
Senin, 28 November 2022
Dampak
Anak Malas Belajar
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangat
diperlukan bagi masyarakat Indonesia untuk membentuk karakter anak bangsa yang
baik. Oleh karena itu seluruh masyarakat Indonesia berhak dan wajib mendapatkan
pendidikan. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun
2003 pasal 1 butir 1 pendidikan 2 adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan dan manusia
merupakan dua hal yang tidak boleh dipisahkan, melalui pendidikan ilmu dan
teknologi dapat dikuasai oleh manusia. Proses pembelajaran adalah pendidikan.
Pendidikan
merupakan bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada
perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup
cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tanpa bantuan orang lain (Feni, 2014:
13).
Pendidikan
merupakan suatu proses yang mencakup tiga dimensi, individu, masyarakat atau
komunitas nasional dari individu tersebut, dan seluruh kandungan realitas, baik
material maupun spiritual yang memainkan peranan dalam menentukan sifat, nasib,
bentuk manusia maupun masyarakat.
Pendidikan lebih
dari sekedar pengajaran, yang dapat dikatakan sebagai suatu proses transfer
ilmu, transformasi nilai, dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang
dicakupnya. Dengan demikian pengajaran lebih berorientasi pada pembentukan
spesialis atau bidangbidang tertentu, oleh karena itu perhatian dan minatnya
lebih bersifat teknis.
Pendidikan
merupakan suatu proses yang diperlukan untuk mendapatkan keseimbangan dan
kesempurnaan dalam perkembangan individu maupun masyarakat. Penekanan
pendidikan dibanding dengan pengajaran terletak pada pembentukan kesadaran dan
kepribadian individu atau masyarakat di samping transfer ilmu dan keahlian.
Dengan proses semacam ini suatu bangsa atau negara dapat mewariskan nilai-nilai
keagamaan, kebudayaan, pemikiran dan keahlian kepada generasi berikutnya,
sehingga mereka betul-betul siap menyongsong masa depan kehidupan bangsa dan
negara yang lebih cerah.
Pendidikan juga
merupakan sebuah aktifitas yang memiliki maksud atau tujuan tertentu yang
diarahkan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki manusia baik sebagai
manusia ataupun sebagai masyarakat dengan sepenuhnya.
Dari data di atas
kita dapat melihat bahwa pendidkan sangatlah penting. Oleh karena itu
pendidikan bagi siswa sangatlah penting apalagi menghadapi dunia yang terus
berkembang.
Guru merupakan salah satu
faktor yang berpengaruh dalam usaha
meningkatkan mutu pendidikan. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen Pasal 4 menegaskan bahwa guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Aktivitas belajar bagi setiap
individu tidak selalu dapat berlangsung secara wajar. Hal ini seringkali
dialami oleh anak atau remaja yang sedang menempuh pendidikan formal.
Keberhasilan belajar peserta didik dipengaruhi oleh
banyak faktor:
Menurut Nini Subini (2012: 85)
faktor-faktor yang
memengaruhi belajar antara lain faktor kesehatan, kecerdasan, bakat, minat,
kematangan, motivasi, kelelahan, sikap, perhatian, guru, orang tua, teman, dan
keadaan lingkungan. Apabila faktor-faktor tersebut tidak tidak berperan secara
positif memungkinkan anak akan menolak bahkan menentang untuk belajar. Perilaku
seperti menolak atau enggan belajar sering disebut dengan malas belajar.
Menurut Aziz (2006: 29) malas berbeda dengan lamban.
Anak lamban, masih memiliki kemauan untuk melakukan sesuatu walaupun lama dalam
prosesnya, sedangkan anak malas cenderung menunjukan tidak adanya kemauan. Rasa
malas dalam belajar dapat berupa tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR), malas
belajar pelajaran sekolah, menunda-nunda pekerjaan, bahkan tidak mengikuti
pembelajaran dikelas.
Musbikin (2009: 9) mengatakan bahwa malas belajar
timbul dari beberapa sebab, yaitu faktor dari dalam diri (intrinsik) dan faktor
dari luar diri (ekstrinsik). Rasa malas yang timbul dalam diri anak dapat disebabkan
tidak adanya motivasi diri. Selain itu, kelelahan dalam beraktivitas dapat
berakibat menurunnya kekuatan fisik dan melemahnya kondisi psikis. Faktor dari
luar diri anak (ekstrinsik) atau faktor eksternal, disebabkan karena tidak
adanya dukungan dari orangtua, faktor kemiskinan, lingkungan yang tidak nyaman,
dan fasilitas yang tidak mendukung.
Faktor-faktor penyebab malas belajar pada setiap anak
tidak selalu sama. Oleh karena itu, guru maupun orang tua harus mencermati apa
penyebab anak malas belajar sehingga dapat memberikan perlakuan yang
tepat.
Berdasarkan
wawancara yang dilakukan terhadap penyebab anak malas belajar yaitu :
Menurut narasumber
yang saya wawancarai penyebab anak malas belajar yaitu karena tidak adanya
motivasi dari luar dan tidak adanya rasa ingin tahu dari diri sendiri, akibat
dari ini membuat anak menjadi malas belajar. Menurut narasumber solusi yang
dapat dilakukan dari permasalahan ini adalah guru haru melakukan
observasi/pengamatan agar guru mengetahui gaya belajar setiap siswa dan dapat
melakukan modifikasi metode belajar yang menarik sesuai gaya belajar
masing-masing siswa. Dan narasumber berpendapat bahwa dampak yang dialami oleh
siswa yang malas dalam belajar ia akan mengalami kesulitan terhadap materi
tersebut dan tidak ada bekal ketika naik kelas.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa penyebab anak malas belajar
2. Peran guru dalam mengatasi anak malas belajar
3. Dampak yang dialami anak yang malas belajar
PEMBAHASAN
1. Penyebab anak
malas belajar
Bagi setiap guru, memiliki siswa yang aktif dan rajin
belajar adalah sebuah kebahagiaan. Guru pintar pasti mengharapkan semua siswa
memiliki kecerdasan baik itu kecerdasan dari segi kognitif, afektif, maupun
psikomotorik. Akan tetapi untuk membentuk siswa yang seperti didambakan
bukanlah hal yang mudah diperlukan komitmen dan usaha keras supaya semua siswa
dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Di dalam kelas yang berisi siswa dengan berbagai jenis
karakter, sering kali ada anak yang menunjukkan rasa enggan untuk belajar.
Orang-orang biasanya akan menyebut siswa seperti ini sebagai siswa yang malas
belajar. Padahal tidak boleh ya langsung menghakimi dan melabeli siswa itu
adalah tidak ingin belajar karena malas. Guru pintar perlu mengidentifikasi
sebab-sebab yang membuat siswa malas belajar sehingga dapat dicarikan cara
untuk mengatasi kemalasan dalam belajar.
Berikut ini adalah beberapa sebab siswa malas belajar:
1.Bosan
Kegiatan belajar yang monoton akan membuat siswa merasa
bosan. Hal ini akan menurunkan motivasinya dan membuat siswa terlihat
ogah-ogahan saat belajar.
2. Cara belajar yang tidak efektif
Setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada
yang suka mendengarkan, ada yang suka melihat gambar atau media pembelajaran,
dan ada juga yang suka praktek secara langsung. Jika kegiatan belajar tidak
sesuai dengan karakter siswa, maka tak heran jika mereka akan malas untuk
belajar.
3. Lingkungan yang kurang kondusif
Siswa akan belajar dengan baik jika suasana belajar
kondusif. Lingkungan yang tidak mendukung siswa dalam belajar misalnya berisik,
kotor, sirkulasi udara tidak lancar, dan pencahayaan tidak bagus.
4. Bermasalah dengan teman atau guru
Jika siswa merasa terintimidasi, dilecehkan, tidak
dihargai, atau takut karena bermasalah dengan teman-teman atau bahkan
guru, maka mengurangi gairah siswa dalam belajar.
Ketika Guru Pintar melihat tanda-tanda siswa malas
belajar seperti wajah murung, tegang, cemberut, tidak semangat, atau kurang
konsentrasi, Guru Pintar harus segera mengambil tindakan agar masalah malas
belajar tidak berlarut-larut atau bahkan semakin parah. Yuk, kita cari tahu
cara mengatasinya, Guru Pintar!
2. Peran guru
dalam mengatasi anak malas belajar
Apabila
sudah diketahui penyebab siswa malas belajar, coba Guru Pintar ikuti beberapa
tips mengatasi anak malas belajar berikut ini:
1.
Buat kegiatan belajar menjadi aktivitas yang menyenangkan
Apabila
siswa belajar dengan perasaan senang atau gembira, maka akan lebih mudah bagi
mereka untuk menyerap materi pelajaran yang diajarkan. Cara mendidik anak yang
malas belajar dengan membentak atau memarahi adalah salah besar. Guru Pintar
juga harus melakukan refleksi apakah kegiatan belajar yang diberikan sudah
sesuai dengan kebutuhan dan karakter siswa. Sebagai contoh, sebelum belajar
ajak siswa untuk menyanyi atau melakukan permainan-permainan edukatif yang
membuat siswa merasa sudah siap untuk menerima pelajaran. Bukan belajar karena
terpaksa.
Solusi
malas belajar kedua adalah dengan menanamkan dalam pikiran siswa bahwa mereka
mampu berbuat atau mempelajari sesuatu dengan baik. Berikan pendampingan dan
ingatkan siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menstimulasi minatnya
pada pelajaran.
3.
Dorong siswa untuk aktif bertanya
Cara
agar tidak malas belajar yang paling mudah dan efektif untuk belajar adalah
aktif bertanya. Guru Pintar harus mendorong siswa untuk aktif bertanya. Buat
kelompok-kelompok diskusi yang dapat memberikan kesempatan semua siswa untuk
bertanya. Dengan bertanya, siswa akan memiliki pemahaman yang baik akan
pelajaran yang diberikan dan akan meningkatkan semangatnya dalam belajar.
Cara
menghilangkan rasa malas belajar berikutnya adalah dengan mengatur waktu
belajar yang efektif. Belajar secara terus menerus akan menguras tenaga
dan pikiran. Oleh karena itu, Guru Pintar harus merancang pembelajaran
dengan baik. Atur waktu untuk menjelaskan konsep dan mengerjakan tugas. Selingi
dengan kegiatan-kegiatan menyenangkan yang dapat menurunkan ketegangan.
5.
Peka terhadap kondisi fisik dan psikis siswa
Kondisi
fisik dan psikis siswa sangat berpengaruh dalam belajar. Saat siswa dalam
kondisi fisik dan psikis yang segar, bebas dari rasa lelah, mengantuk, rasa
lapar, gangguan penyakit, rasa marah dan sebagainya, maka mereka akan lebih
siap untuk belajar. Misalnya, siswa dalam keadaan lesu dan tidak bersemangat
karena terlalu lelah karena baru selesai upacara. Maka Guru Pintar boleh
memberi waktu sejenak untuk beristirahat supaya fresh kembali.
Mengatasi
kemalasan dalam belajar siswa dapat dilakukan dengan memberikan reward. Jika
siswa merasa usahanya diakui dan dihargai, semangat belajarnya secara otomatis
akan meningkat. Misalnya, jika siswa mengerjakan tugas tepat waktu, maka mereka
akan mendapatkan poin atau bintang. Siswa yang memperoleh poin atau bintang
dengan jumlah banyak, mereka dapat menjadi ketua kelompok atau asisten guru.
Jadi reward tidak harus selalu berwujud benda ya.
3. Dampak anak
malas belajar
Belajar
menjadi salah satu tugas siswa yang harus dilakukan setiap hari. Namun, banyak
siswa yang malas untuk belajar dengan berbagai alasan. Padahal belajar akan
memberikan banyak manfaat. Sebaliknya, jika tidak kamu lakukan ada banyak
akibat malas belajar yang
bisa membuatmu rugi. Apa saja akibat itu?
Tidak
hanya bisa membantu kamu untuk mendapatkan nilai ulangan yang baik, belajar
juga bisa meningkatkan pengetahuan, membentuk sikap dan juga menanamkan konsep
maupun keterampilan. Melihat banyaknya manfaat dari belajar maka sangat rugi
jika tidak mau menjalankannya. Inilah beberapa akibat malas belajar yang tidak bisa
kamu sepelekan:
1. Mendapatkan
Nilai Rendah
Seperti
yang disebutkan diatas, jika kamu ingin mendapatkan nilai ulangan yang tinggi
maka harus rajin belajar. Apabila tidak mau belajar berarti harus siap
mendapatkan nilai rendah. Malas belajar tidak hanya berefek pada nilai ulangan
saja, tetapi juga nilai tugas-tugas sekolah. Ini dikarenakan tugas yang
diberikan guru tidak dikerjakan dengan baik.
Nilai
rendah yang didapatkan berkali-kali bisa membuat kamu tidak naik kelas. Selain
itu, juga berdampak kamu menjadi sulit diterima di perguruan tinggi impian.
Perlu diketahui jika nilai rapor menjadi salah satu syarat kamu bisa diterima
di perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN.
2. Kurang Ilmu dan
Pengetahuan
Bagi
sebagian siswa belajar merupakan aktivitas yang membosankan. Padahal,
sebetulnya ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjadikan belajar sebagai
aktivitas yang menyenangkan. Menciptakan suasana belajar yang nyaman menjadi
suatu keharusan agar kamu lebih semangat belajar. Jika sudah semangat belajar
kamu akan menjadi siswa yang memiliki banyak ilmu dan pengetahuan. Ilmu dan
pengetahuan bisa diperoleh dengan membaca.
Rutin
membaca buku akan menghindarkan kamu dari siswa yang kurang ilmu dan
pengetahuan. Membaca buku juga bermanfaat untuk menstimulasi otak sehingga bisa
terhindar dari penyakit demensia, mengurangi stres, menambah kosakata, menambah
informasi dan sebagainya.
3. Mengecewakan
Orang Tua
Ada
banyak pengorbanan yang dilakukan orang tua demi bisa menyekolahkan anaknya.
Orang tua sudah banting tulang bekerja dan kamu harus membalasnya dengan rajin
belajar. Jika malas belajar, kamu akan mendapatkan nilai rendah bahkan tidak
naik kelas. Apabila hal ini terjadi tentu orang tua akan sangat kecewa.
Siswa
yang malas belajar juga akan membuat gurunya merasa kecewa. Kekecewaan yang
dirasakan guru karena merasa belum berhasil dalam mendidik siswanya. Oleh
karena itu, jadilah siswa yang rajin belajar.
4. Cenderung Lalai
dengan Tugas yang Diberikan
Dampak
buruk dari malas belajar itu nyata dan banyak contohnya. Salah satu akibat
malas belajar yaitu cenderung lalai dengan tugas yang diberikan guru. Rasa malas yang
dirasakan akan membuat kamu menjadi malas untuk melakukan aktivitas apapun,
salah satunya menjadi malas untuk mengerjakan tugas. Malas mengerjakan tugas
akan menjadi suatu kebiasaan sehingga seterusnya menjadi lalai dengan tugas
yang diberikan guru.
Sikap
malas ini akan membuat kamu menjadi orang yang tidak bertanggung jawab. Jika
hal ini terus terusan dibiarkan akan menjadi kebiasaan buruk dan berdampak
negatif. Tidak hanya tugas sekolah dari guru saja yang tidak dikerjakan tetapi
juga tugas dari orang lain.
5. Tidak Memiliki
Tujuan dan Motivasi
Dampak
negatif dari malas belajar selanjutnya, yaitu tidak memiliki tujuan dan
motivasi. Hal ini terjadi karena memiliki kecenderungan menyelesaikan tugas
tanpa memiliki tujuan dan tidak tahu apa yang akan dilakukan setelah tugas itu
selesai. Dari sini diketahui jika orang yang malas hanya akan mengerjakan apa
yang menjadi tugasnya tetapi tidak memikirkan kualitas dari pekerjaan
tersebut.
Dalam
artian kamu hanya fokus dengan pekerjaanmu sendiri tanpa memperdulikan orang di
sekitarnya. Kebiasaan ini apabila dibiarkan akan membuat kamu menjadi
orang yang tidak bisa bekerja secara tim.
KESIMPULAN
Pendidikan sangat penting bagi anak-anak apalagi
memasuki dunia moderen, segala sesuatu pasti membutuhkan pengetahuan, oleh
karena itu sebagai guru sangat berperan untuk mengatasi anak yang malas
belajar. Dan kiranya sebagai siswa bisa mengerti betapa pentingnya pendidikan
itu, sehingga melalui hal tersebut dapat membantu siswa lebih semangat lagi
dalam belajar.
file:///F:/Bahasa%20Indonesia%20kelas-12/603-1151-1-SM.pdf
file:///F:/Bahasa%20Indonesia%20kelas-12/214-Article%20Text-587-1-10-20201024.pdf
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/cara-agar-siswa-tidak-malas-belajar
https://www.smadwiwarna.sch.id/akibat-malas-belajar/
Rabu, 24 Agustus 2022
Tugas Bahasa Indonesia
§Sinopsis
“Aku bukan penakut...”
Carly beth seorang anak perempuan bertubuh mungil yang selalu menjadi sasaran kejahilan Chuck dan Steve. Carly beth mudah sekali di takut-takuti, walaupun ia mengakui dirinya sebenarnya pemberani, tapi selalu saja ia kena tipuan-tipuan konyol Chuk dan Steve, bahkan Sabrina, teman karib Carly Beth pun tidak tahan untuk tidak mengerjai sahabatnya. Bukan saja mudah di takuti, Carly Beth juga sangat mudah tertipu oleh candaan Chuck dan Steve.
Pernah di jam makan siang, Chuck dan Steve memberikan sandwich isi daging kalkun kepada Carly Beth yang sedang kelaparan. Tanpa curiga Carly beth memakan sandwich tersebut. Ia mengunyahnya beberapa saat sampai terasa sesuatu yang lengket dan asam di mulutnya. Saat ia melihat potongan sandwich di tangannya, ia melihat seeokor ulat yang telah puntung di dalamnya. Seisi kantin saat itu tertawa terpingkal-pingkal. Tertawa melihat Carly Beth menyantap seekor ulat hidup dan tertawa karena ia begitu bodoh untuk kesekian kalinya terpedaya oleh Chuck dan Steve. Dan hari itu juga ia bertekad akan membalas dendam.
Malam Hallowen akan segera tiba, dan Carly Beth harus memastikan ia memakai kostum yang benar-benar menakutkan hingga Chuk dan Steve pun pucat pasi. Setidaknya itu rencana Carly Beth sampai ibunya membuatkan kostum bebek untuk dirinya. Menurut ibunya, anaknya itu akan terlihat menggemaskan di malam Hallowen. Tapi Carly Beth tidak mau menjadi menggemaskan. Ia ingin menjadi sesuatu yang menakutkan. Ia tidak mau menjadi “makhluk menggemaskan” pikirkanya. Ia akan mencari kostum lain yang mengerikan. Dan sore itu ia bergegas menyusuri blok sekitar rumahnya mencari toko Hallowen yang masih buka.
Carly Beth hampir saja putus asa. Semangatnya langsung naik saat ia menemukan toko yang memajang topeng “lumayan” mengerikan di etalase toko. Ia berpikir di dalam toko mungkin ada topeng yang lebih menakutkan. Si pemilik toko yang berpakaian serba hitam, terkesan misterius namun berbaik hati membuka tokonya. Carly Beth langsung aja menyerbu kedalam dan melihat-lihat isi toko, tapi ia tidak menemukan topeng yang sesuai keinginannya. Ia ingin topeng yang benar-benar kelihatan hidup.
Carly Beth melihat celah ke pintu belakang dan langsung membukanya. Ia terpana karena ada puluhan topeng yang benar-benar menakutkan di belakang sini. Si pemilik berkeras topeng itu tidak di jual, dan Carly Beth pun berkeras ia akan membeli topeng itu. Carly Beth memegang erat topeng barunya. Topeng yang terasa hangat di tangannya. Ia begitu penasaran dengan bahan topeng tersebut, karena begitu lembut. Hampir menyerupai kulit.Bukan menyerupai kulit. Tapi memang kulit ....
Selanjutnya Carly beth langsung memguji coba topeng barunya. Mangsa pertamanya adalah adik laki-laki Carly Beth, dan mangsa kedua adalah Sabrina. Kedua-duanya terkejut dan takut setangah mati terhadap topeng Carly Beth, karena bukan hanya saja menakutkan tapi suara Carly Beth saat memakainya pun berubah. Suara parau yang dalam dan kejam.Carly Beth berbahagia sepanjang malam Hallowen. Setiap pintu yang ia ketuk akan langsung terlonjak melihat dirinya mengenakan topeng itu. Tapi malam Hallowen belum lengkap tanpa balas dendam. Carly Beth menyusuri jalanan malam untuk mencari Chuck dan Steve. Saat menemukannya, Carly Beth loncat dari balik semak-semak dan meraung sekeras mungkin. Chuck dan Steve lari terbirit-birit, Carly Beth merayakan kemenangannya dengan suara tawa yang parau dan mengerikan. Suaranya berubah seiring terlalu lama ia memakai topeng itu. Tawa Carly Beth tidak bertahan lama. Karena saat ia ingin membuka topengnya, ia tidak menemukan celah antara topeng dan kulit wajahnya.
Karena topeng itu sudah menjadi wajah baru Carly Beth.
§ Judul : Topeng Hantu
§ Penulis : R. L STINE
§ Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
§ Tahun Terbit : Cetakan keempat Agustus 2015
§ Jumlah Halaman : 152 halaman
§ Kategori : Horor
§ Tema : Horor
§ Tokoh-Protagonis :
- Carly Beth Caldwell
- Sabrina Mason
- Chuck
- Steve
- Noha
- Mrs. Caldwell
§ Penokohan
Carly Beth Caldwell
-Penakut terdapat dalam halaman ke-7, paragraf ke-4, kalimat ke-1
“Kau tahu aku memang takut”
-Pemarah terdapat dalam halaman ke-7, paragraf ke-4, kalimat ke-2
“Wajahnya memerah padam”
§ Alur cerita: Maju, karena novel ini menceritakan peristiwa yang terus berlanjut dan tidak pernah menceritakan masa lalu.
§ Alur peristiwa:
Ø Pengenalan situasi/kondisi cerita
-Tokoh-tokoh:
1. Carly
Beth Caldwell
2. Sabrina
Mason
3.Chuck
4.Steve
5.Noha
6.Mrs.
Caldwell
-Hubungan
antara tokoh
1. Carly
Beth Caldwell, Sabrina Mason, Chuck dan
Steve adalah sahabat. Terdapat
dalam halaman ke-11, paragraf ke-3, kalimat ke-1
“Tapi
selama mereka berteman, ia belum berhasil mendapatkan ide yang cukup baik.”
2.
Mrs. Caldwell adalah ibu Carly Beth Caldwell. Terdapat dalam halaman ke-15, paragraf ke-3, kalimat ke-1
“Ibunya
bergegas keluar dari dapur. Carly Beth! Hai! Ada apa?”
3.
Noha adalah adik Carly Beth Caldwell. Terdapat dalam halaman ke-22, paragraf ke1, kalimat ke-1
“Noah,
aku serius!” katanya pada adik laki-lakinya yang berusia delapan tahun.
Ø Pengungkapan Peristiwa
1. Halaman ke-10, paragraf ke1 dan 2, halaman
ke-11, paragraf ke-6
Ia mendengar suara orang tertawa. Di meja
lain, ada yang berteriak, “Bagus Steve!”
Carly Beth
secepat kilat menoleh dan melihat temannya, Steve Boswell, berdiri di
belakangnya, wajahnya tersenyum jail. “Kena kau” katanya sambil melepaskan
cengkeramannya di bahu Carly Beth.
Steve mengangsurkan
bungkusan kertas almunium kumal ke depan hidung Carly Beth.”Mau sandwich? Aku
lapar sekali!”
“Ini sandwich isi
daging kalkun. Nih,”kata Steve, diserahkannya pada Carly Beth. “Terlalu kering.
Ibuku lupa mengoleskan mayonise. Kau mau?”
“Yeah, tentu. Terima
kasih!” teriak Carly Beth. Diambilnya sandwich itu dari tangan Steve dan
dibukanya bungkusan aluminiumnya.
Lalu digigitnya dengan
lahap.
Ketika mulai mengunyah,
dilihatnya Sreve dan Chuck menatapnya sambil tersenyum lebar.
Ada yang terasa aneh.
Agak lengket dan asam.
Carly Beth berhenti
mengunyah.
Steve dan Chuck tertawa
sekarang. Sabrina kelihatan bingung.
Carly Beth mengeram jijik
dan diludahkannya sandwich yang sudah dikunyahnya tadi ke serbet. Lalu
dibukanya roti sandwich itu-dan melihat ada ulat cokelat besar tergeletak di
atas daging kalkun.
“Ohh!” Sambil mengerang
ditutupinya wajahnya dengan kedua tangannya.
Pecah tawa di ruangan itu.
Tawa kejam.
“Aku makan ulat. Aku bisa
sakit perut!” erang Carly Beth. Ia melompat berdiri dan menatap Steve marah.
“Tega sekali kau,” katanya. “Ini tidak lucu.
“Itu bukan betul-betul ulat, kok,” kata Chuck. Steve masih tertawa
sehingga tidak bisa bicara.
“Hah?” Carly Beth memandangi
ulat itu dan perutnya terasa mual.
“Bukan betul-betul ulat.
Dari karet. Ambil saja,” desak Chuck.
Carly Beth ragu-ragu.
Anak-anak di seluruh
ruangan yang besar itu berbisik-bisik dan menundingnya. Dan tertawa-tawa.
“Ayo. Bukan ulat sungguhan
kok. Ambilah,” kata Chuck sambil meringis.
Carly Beth mengulurkan
tangan dan dengan segan diambilnya ulat itu dari sandwich dengan dua jari. Ulat
itu terasa hangat dan lengket.
“Kena lagi!” kata Chuck sambil
tertawa.
Astaga! Ulat betulan!
Sambil berteriak ketakutan
Carly Beth melemparkan ulat itu pada Chuck, yang tertawa terbahak-bahak. Lalu
ia melompat pergi, menjatuhkan kursi. Ketika kursi itu jatuh ke lantai dengan
suara ribut, Carly Beth menutup mulutnya dan lari sambil muntah dari ruang
makan.
Ø
Menuju konflik: konflik ide
-Halaman ke-28, paragraf ke-6, kalimat pertama
“Aku akan membalas Seve dan Chuck, tekadnya. Aku akan menakut-nakuti
mereka, benar-benar membuat mereka ketakutan!
-Halaman ke-30, paragraf ke-8, kalimat ke-1
“Carly Beth merencanakan akan pergi ke toko peralatan pesta baru itu
sepulang dari sekolah dan mengambil topeng paling jelek, paling menjijikan,
paling menakutkan yang mereka miliki.”
Ø
Puncak konflik
-Halaman ke-62, paragraf ke-8,
“Rencananya ia akan bertemu Steve dan Chuck di depan rumah Sabrina.
Carly Beth sudah tidak sabar.
-Halaman ke-63, paragraf
ke-1,2,3,4,5,6,dan 7.
Aku suka sekali Halloween!
Pikir Carly Beth senang. Ia menyebrang jalan ke blok Sabrina.
Pada malam Halloween yang
dulu-dulu, ia selalu ketakutan. Teman-temannya selalu menggangunya. Tahun lalu,
Steve memasukkan tikus karet yang kelihatan hidup ke dalam kantong hadiahnya.
Ketika Carly Beth merogoh ke
dalam kantong tiu, ia merasa ada sesuatu yang lembut dan berbulu.
Dikeluarkannya tikus itu dan menjerit sekuat tenaga. Saking takutnya, permennya
jadi tumpah semua ke jalan.
Menurut Chuck dan Steve lucu
sekali. Sabrina juga menganggap begitu. Mereka selalu merusak Halloweennya.
Menurut mereka asyik sekali menakut-nakuti Carly Beth dan membuatnya menjerit.
Tahun ini bukan aku yang
akan menjerit, pikirnya. Tahun ini, aku yang akan membuat semua orang menjerit.
-Halaman ke-88, paragraf ke-3, kalimat 1 dan 2.
“Steve merintih ketakutan”
“Chuck menatap Carly Beth, matanya yang ketakutan terpaku pada mata
Carly Beth.”
Ø
Penyelesaian/ending
-Halaman ke-91, paragraf ke-2, kalimat ke-1
“Tanpa berkata-kata lagi, kedua anak itu menjatuhkan tasnya dan kabur,
sepatu mereka berdebuk-debuk di trotoar.
§ § Latar
-Latar
tempat, , Halaman ke-5, paragraf ke-2 kalimat ke-2
“Lampu di langit-langit ruang makan siang membuat rambut cokelat lurusnya berkilau”
-Halaman ke-14, paragraf ke-1, kalimat ke-1
“Setelah sekolah usai”
-Halaman ke-15, paragraf ke-3, kalimat ke-1
“Ibunya bergegas keluar dari dapur”
· -Latar suasana, Halaman ke-6, paragraph ke-1, kalimat ke 1
“Kata Carly Beth, matanya yang hitam berkilat-kilat marah”
- Halaman ke-6, paragraph ke-2, kalimat ke-1
“Sabrina tertawa”
-Halaman ke-8, paragraf ke-5, kalimat ke-6
“Ruang makan rebut dengan suara-sorak sorai dan tepuk tangan.”
· -Latar waktu, Halaman ke-6, paragraf ke-5
“Carly Beth, minggu lalu bagaimana?”
§ Amanat/pesan
Pesan dari novel ini adalah jangan kita membalas kejahatan dengan kejahatan. Ketika ada teman kita yang melakukan sesuatu yang membuat kita marah/benci marilah kita menegur bukan membalas kembali apa yang sudah ia lakukan.
§ Sudut pandang
· Orang pertama
-Halaman ke-5, paragraf ke-4, kalimat ke-4
“ "Ingatkan aku untuk membawa makan siang sendiri”
· -Orang kedua
-Halaman ke-5, kalimat, paragraf ke-4, kalimat
ke-1
“Kukira kau takut tukang sihir”
-Halaman ke-16,
paragraf ke-2, kalimat ke-1
“Marilah.
Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu”
-Halaman ke-36, paragraf ke-2, kalimat ke-1
“Anda masih buka?”
-Halaman ke-36, paragraf ke-3, kalimat ke-3
“Kami biasanya tutup pukul lima.”
· -Orang ketiga
-Halaman ke-15, paragraf ke-5, kalimat ke-1
“Carly
Beth tahu ia tidak mirip dengan ibunya”
-Orang
ketiga jamak terdapat dalam halaman ke-11, paragraf ke-1, kalimat ke-1
“Dan mereka berdua suka sekali menakut-nakuti Carly Beth.”
§ Gaya Bahasa
· Hiperbola:
-Halaman ke-87, paragraf ke-6, kalimat ke-2
“Suaranya seperti melayang-layang di udara.”
· Personifikasi :
-Halaman ke-121, paragraf ke-6, kalimat ke-2
“Melihat kepala-kepala mengerikan terbang mengejarnya”
§ § Biografi Robert Lawrence Stine
R. R.L. Stine, lengkapnya Robert Lawrence Stine, (lahir 8 Oktober 1943, Columbus, Ohio, AS), novelis Amerika yang terkenal karena buku-buku horornya untuk anak-anak, termasuk seri Goosebumps dan Fear Street.
Stine lulus dari Ohio State
University pada tahun 1965, setelah tiga tahun menjabat sebagai editor majalah
humor kampus, Sundial. Setelah mengajar sekolah menengah pertama selama satu
tahun, dia pergi ke New York City, di mana dia akhirnya mendapatkan pekerjaan
editorial dengan Scholastic Books. Dia bekerja di sana selama 16 tahun di
berbagai majalah anak-anak, terutama Bananas, majalah humor untuk kelompok usia
yang lebih tua. Yang pertama lebih
dari 40 buku humor untuk anak-anak Stine, The Absurdly Silly Encyclopedia &
Fly Swatter (1978), diterbitkan dengan nama samaran Jovial Bob St.
N Novel menakutkan pertamanya, Blind Date, dirilis pada 1986 dan meluncurkan karir Stine sebagai penulis horor. Seri cerita Fear Streetnya untuk remaja muda dimulai dengan The New Girl (1989), dan seri Goosebumps untuk usia 8 hingga 11 tahun diluncurkan dengan Welcome to Dead House (1992); seri terakhir mengilhami program televisi Goosebumps (1995–98). Ketidakpastian, plot twist, dan akhir yang menggantung dari tulisan horornya mengandalkan kejutan, menghindari topik kehidupan perkotaan modern yang mengancam secara serius, dan menyampaikan kepada anak-anak apa yang disebut Stine sebagai "ketakutan yang aman." Kedua seri itu langsung sukses.
Stine meluncurkan berbagai seri spin-off, termasuk Give Yourself Goosebumps (1995), garis petualangan-pilih-sendiri-menakutkan, dan The Nightmare Room (2000), yang diadaptasi untuk televisi dan ditayangkan pada 2001–2002. Ia juga menulis sejumlah serial terkait Fear Street, termasuk Fear Street Super Chillers (1991), Fear Street Seniors (1998), dan Return to Fear Street (2018). Pada tahun 2008 Stine menghidupkan kembali boneka berhantu, karakter Goosebumps klasik, dalam buku pertama seri Goosebumps Horrorland, berjudul Revenge of the Living Dummy. Empat tahun kemudian seri Goosebumps Most Wanted memulai debutnya.
Seri terkenal Stine lainnya termasuk
Point Horror (1986) dan Rotten School (2005). Dia juga menulis banyak cerita
pendek, beberapa di antaranya menginspirasi serial TV The Haunting Hour
(2010-14). Karya lainnya termasuk When Good Ghouls Go Bad (2001; film TV 2001)
dan Monsterville: Cabinet of Souls (2016; film 2015). Pada dekade kedua abad
ke-21, Stine telah menjual lebih dari 400 juta eksemplar buku anak-anaknya.
Selain itu, ia menulis beberapa novel untuk orang dewasa, termasuk
Superstitious (1995), Eye Candy (2004; serial televisi 2015), dan Red Rain
(2012). Stine
diperankan oleh aktor Jack Black dalam film Goosebumps (2015) dan Goosebumps 2
(2018), di mana karakter menakutkan penulis menjadi hidup.